Kamis, 17 Februari 2011

Mengampuni


LAGI DAN LAGI

Sungguh senangnya hati ketika kendaraan yang kita pakai
sehari-hari dicuci bersih. Sayangnya, secemerlang apa pun kendaraan
kita setelah dicuci, kita tak dapat mempertahankannya terus begitu.
Jika kita memakainya lagi untuk beraktivitas, maka dalam sekejap ia
bisa kembali menjadi begitu kotor. Hingga pekerjaan mencuci ini
harus diulang. Lalu, kotor lagi. Harus dicuci lagi. Begitu
seterusnya.



Ada satu kemiripan antara mencuci kendaraan dengan mengampuni
kesalahan sesama-yakni harus dilakukan lagi dan lagi. Petrus pernah
bertanya kepada Yesus, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus
mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh
kali?" Namun, Yesus malah menanggapinya secara mengejutkan. Jika
Petrus menetapkan batas kesabarannya hingga tujuh kali mengampuni,
Tuhan memintanya mengampuni hingga berlipat-lipat kali lebih banyak
dari itu. Artinya, Petrus harus terus mengampuni. Mengampuni lagi
dan lagi. Mengapa? Yesus menyadarkan Petrus-dan kita-melalui
perumpaan hamba yang berutang. Ketika kita tidak mau memaafkan
saudara yang bersalah kepada kita (ayat 28-30), sesungguhnya kita
sedang berlaku tidak pantas. Sebab, bukankah kita telah menerima
pengampunan dan kemurahan yang sangat jauh lebih besar nilainya dari
Tuhan sendiri (ayat 27)?



Perselisihan, kerap kali justru terjadi di antara orang-orang yang
terdekat-keluarga, sahabat, rekan sekerja. Itu sebabnya budaya
meminta ampun dan mengampuni harus menjadi gaya hidup kita.
Anak-anak Tuhan yang telah menerima anugerah pengampunan Kristus
yang besar, pasti akan dapat mengampuni lagi dan lagi-setiap
kesalahan yang tertimpa kepadanya dari sesama saudara --AW

KITA MEMBUTUHKAN PENGAMPUNAN TUHAN LAGI DAN LAGI
MAKA MENGAPA KITA TAK MENGAMPUNI SESAMA LAGI DAN LAGI?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar