Sabtu, 10 Juli 2010

Kenali Keunikan GAYA BELAJAR Anak Anda


Sumber : majalah keluarga muda kristen EUNIKE 06/TriwulanIII/2002

Kenali Keunikan GAYA BELAJAR Anak Anda
Heman Elia,M Psi

Sulit sekali mengajar Rita menghafal abjad. Untung mamanya punya akal. Lewat lagu yang dulu pernah dipelajarinya, sang mama mengajar Rita menghafal abjad tidak lebih dari satu hari.
Pengalaman serupa dialami oleh Dina. Ia tidak kunjung hafal tentang lima agama besar di Indonesia beserta dengan sebutan bagi pemimpin agamanya. Ayah Dina memahami kesulitan anaknya memahami konsep - konsep abstrak ini. kesulitan harus dihadapi karena Dina perlu membuktikan dirinya mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya dengan menghafalkan ini semua.
Ayah Dina kemudian mengarang cerita yang memadukan nama kelima agama ini beserta dtempat ibadah dan nama pemimpinan agamanya.Cerita diawali dengan seorang pendeta yang baru keluar dari gerejanya pagi - pagi untuk mengunjungi jemaatnya. Di tengah jalan secara berturut turut ia bertemu dengan empat pemimpin agama lainnya yang bernama pastor, khotib, biksu, dan pedanda. Sang pendeta berkenalan dengan mereka dan saling bertukar cerita tentang tempat ibadah mereka. Ketika bercerita, ayah Dina tidak lupa menyertakan gambar -gambar tempat ibadah beserta dengan pemimpinnya. Dina pun semakin bersemangat belajar dn memperoleh nilai tinggi untuk ulangannya.
Pengalaman yang dilukiskan diatas banyak dialami orangtua yang berusaha membantu anaknya belajar. Ketika anak mengalami kesulitan mempelajari salah satu mata pelajaran,orangtua berusaha membantu dengan cara mengajar kreatif. Beberapa anak menunjukkan prestasi baik karena kreativitas orangtuanya ini. Kecepatan anak belajar dan seberapa baik anak menguasai pelajarannya dipengaruhi tidak saja oleh bagaimana cara orangtua dan guru mengajar anaknya. Sebagaimana kita ketahui bahwa kecerdasan, bakat, dan karakter masing - masing anak sangat besar pula pengaruhnya. Namun barangkali yang kurang disadari adalah mengenai pengaruh gaya belajar ( style of learning ) anak terhadap penguasahaan bahan yang dipelajarinya. Gaya belajar anak juga merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan agar usaha kita membantu anak belajar berlangsung efektif. Cara anak belajar yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya dapat mengakibatkan anak tidak berprestasi maksimal padahal sebenarnya tidak ada masalah dengan kecerdasaannya.
Ketika orangtua mengajar anak, cara mengajar yang dipakai acapkali disesuaikan dengan gaya belajar orangtua sendiri. Padahal gaya belajar anak sangat sering berbeda , bahkan berlawanan , dengan gaya belajar orangtua. Bila ini yang terjadi, orangtua dan anak menjadi frustasi karena saling tidak memahami.

MENGENAL GAYA BElajAR ANAK
Rita Dunn, Kenneth Dunn, dan Marie Carbo lewat bukunya Teaching Students to Read Though Their Individual Learning Styles ( 1986 ) menyatakan bahwa sekitar 20 hingga 30 persen anak usia sekolah mengingat lebih baik melalui pendengarannya. Sekitar 40 persen siswa mengingat pelajarannya lebih baik melalui apa yang dilihatnya atau dibacanya. Banyak pula siswa yang hanya dapat mengingat informasi ketika mereka memakainya dengan melakukan aktivitas, seperti misalnya dengan menulis surat untuk belajar bagaimana memperbaiki format tulisan.
Lebih jauh soal gaya belajar, Dunn & Dunn menyatakan bahwa gaya belajar anak dapat dibedakan menjadi yakni :
1. auditori ( pendengaran )
2. visual ( penglihatan )
3. kinestetik ( gerak - gerik )
Anak yang bergaya belajar auditori memperoleh keuntungan terbesar dari teknik pengajaran tradisional. Mereka sangat cocok dengan pengajar yang menggunakan metode berceramah sebagaimana kebanyakan guru di kelas melakukannya. Bila anak anda tergolong bergaya belajar auditori , maka anak anda ini akan lebih tertarik dan memperhatikan bila anda menggunakan nada suara dan irama bervariasi disertai oleh gerak - gerik tangan dan tubuh anda. Mereka akan sangat suka dengan orang yang pandai bercerita. Mungkin juga anak anda bergaya visual. Ciri khas anak bergaya visual adalah mereka lebih manaruh perhatian ada diagram, grafik, gambar, film, dan petunjuk - petunjuk yang tertulis.
Anak anak ini akan belajar lebih baik sambil mereka mencatat yang mereka pelajari, membuat dan menulis daftar tugas secara sistematis, serta mengerjakan tugas - tugas secara tertulis.
Sebagian besar anak belajar melalui indera perabaan, yakni belajar dengan cara menyentuh. merasakan, dan menggunakan bahan - bahan dengan memakai tangan. anak - anak pra sekolah terutama belajar dengan menyentuh, bergerak, dan memegang apapun yang mereka ingin pelajari. Bahkan sebagian anak laki - laki memperrtahankan gaya belajar kinestetiknya hingga usia dewasa. Pembelajar kinestetik terutama memperoleh pengetahuan melalui keterlibatannya di ruang laboratorium, bermain drama, studi lapangan, dan aktivitas – aktivitas yang memerlukan gerakan. Jangan heran pula anak – anak dengan gaya belajar kinestetik ini suka memegang ini dan itu, berjalan – jalan, berputar – putar sembari belajar. Orangtua yang melakukan eksperimen bersama anak bergaya belajar demikian akan sangat memotivasi anak dalam belajar.
Bila anak anda tergolong kuat dalam salah satu gaya belajar yang telah diuraikan ini, usahakan untuk menyesuaikan cara anada membantu mereka dalam belajar. Tentu saja akan sangat menolong bila anda dapat memanfaatkan semua teknik yang mungkin dimanfaatkan.Meskipun demikian kita tetap perlu member toleransi bagi anak untuk belajar dengan gaya belajar favorit mereka sendiri. Bila keadaan financial memungkinkan, kita dapat pula mengusahakan member fasilitas yangmemadai sehingga anak dapat belajar efektif.
Anak yangbergaya belajar auditori mungkin adakalanya memerluan alat perekan suara ( tape recorder ) dan kaset. Anak yang bergaya belajr visual akan memperoleh manfaat besar bila tersedia buku – buku yang menarik, computer dengan perangkat lunak pendidikan beranimasi , dan VCD player. Sedangkan anak yang bergaya belajr kinestetik memerlukan berbagai permainan yang dapat dibongkar – pasang maupun peralatan percobaan untuk membantu mereka memahami pelajaran.
PERKEMBANGAN GAYA BELAJAR
Ditilik dari usianya, gaya belajar anak ternyata cenderung berubah sesuai dengan tingkatan perkembang usia.Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan anak merupakan pembelajar kinestetik dan menjadi semakin mengandalkan indera peraban ketika memasuki kelas satu. Di kelas dua, kebanyakan anak mengembangkan keterampilan auditori. Sedangkan keterampilan visual mulai dikembangkan pada anak kelas tiga.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa siswa umumnya dimotivasi oleh orangtua dan gurunya ketika mulai masuk sekolah. Anak – anak mulai beralih kepada dorongan teman – teman sebayanya ketika mereka berada dikelas tigas atau empat.
Dengan memperhatikan gaya belajar anak kita, kemungkinan kesulitan anak kita dalam belajar dapat lebih mudah diatasi. Selamt Mencoba.
Semoga bermanfaat ( ^.^ v )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar